Oleh: Shita Ismaida
dakwatuna.com - Ada
serumput bahagia menghempas jiwa, ada kesejukan mengalir tenang
membasahi hati dalam raga, ada bias-bias cahaya yang terus memancar
terang untuk memapah tiap langkah agar dapat berjalan.
Sejenak
merenung, ada banyak permohonan yang hampir tak pernah putus
terpanjatkan kepadaNya, namun…hingga sekarang belum juga terwujud.
Ada
banyak permintaan yang terucap kepadaNya, namun hingga detik ini belum
juga terpenuhi. Mungkin, saya pernah merasakan lidah yang hampir kelu
karena terus bermunajat namun belum juga terijabah, atau kelelahan
batin yang begitu meletihkan karena doa yang hampir selalu terucapkan,
namun belum juga terjawab.
Sungguh, tiap-tiap bait dalam doa yang
terucapkan bagi saya itu adalah energi yang membentuk ketahanan kita
dalam menghadapi ujian hidup. Ia adalah senjata, karena dengannya kita
mendapat bantuan dari yang Maha Kuat.
Ya…kekuatan iman kita
justru akan semakin tampak tatkala kita berupaya sekuat tenaga dan
terus menerus memanjatkan doa, namun kita belum juga merasakan
perubahan.
Kembali teringat akan sebuah kutipan kata yang begitu
membekas dan mengena di hati “Iman seorang mukmin akan tampak di saat
ia menghadapi ujian. Di saat ia tetap totalitas dalam berdoa tapi ia
belum juga melihat pengaruh apapun dari doanya. Ketika, ia tetap tidak
merubah keinginan dan harapannya, meski sebab-sebab berputus asa
semakin kuat. Itu semua dilakukan karena ia yakin bahwa hanya Allah
saja yang paling tahu apa yang lebih maslahat untuk dirinya.”
Hampir
sama kondisinya dengan orang yang menaiki gunung tinggi. Ia dianjurkan
untuk tidak terlalu sering melemparkan pandangannya ke atas gunung
yang harus ia daki, karena bisa memunculkan ketidakpercayaan diri dan
membebani langkahnya untuk terus mendaki. Tapi, ketika ia turun dari
tempat yang tinggi, ia juga dianjurkan untuk tidak terlalu sering
melihat jauh ke bawah. Karena jauhnya daratan yang ia lihat bisa
menimbulkan kelemahan pada jiwa.
Adalah suatu kefitrahan bila
kita merasa resah atas tiap bait-bait doa yang belum terjawab. Tawakal
saja…bila kita tak pernah berhenti berdoa, dalam tiap kesunyian kita
terus mengiba dengan penuh harap dan cemas dalam doa.
Bukankah orang-orang yang memohon dan menginginkan doanya segera terkabul, cepat terwujud adalah bukti dari kelemahan iman?
“Sesungguhnya Allah tidak pernah mengabulkan doa dari hati yang lalai.”
Akhirnya kita masih memiliki sumber kegembiraan sejati yaitu doa yang membuat keimanan kita semakin hari semakin kuat.
Maka
sekarang tawakal saja…biar Allah yang menyegerakannya, menyegerakan
kita dalam kebaikan yang menghantarkan kita menuju keridhaanNya.
Wallahu’alam Bish Showwab..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar